Pengertian Cinta Kasih:
Menurut
kamus umum bahasa Indonesia, cinta adalah rasa sangat suka kepada
ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih
artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan
demikian arti cinta kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa
cinta.
Walaupun
cinta kasih mengandung arti hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga
antara keduanya, cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa,
sedangkan kasih lebih keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta
yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan
landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan
anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab.
Demikian pula cinta adalah pengikat yang kokoh antara manusia dengan Tuhannya
sehingga manusia menyembah Tuhan dengan ikhlas mengikuti perintah-Nya dan
berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pengertian
tentang cinta dikemukakan juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa
cinta memiliki tiga unsur yaitu keterkaitan, keintiman dan kemesraan.
Yang dimaksud dengan keterkaitan adalah adanya perasaan untuk hanya
bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi bersama orang lain
kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia harus ditepati. Unsur yang kedua
adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang
menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan dengan
sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Unsur yang ketiga adalah
kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen
kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang rnengungkapkan
rasa sayang, dan seterusnya.
Di
dalam kitab Suci Alqur’an, ditemukanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam
jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah dan
rendah. Tingkatan cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Alloh dalam
surah At-Taubah ayat 24 yang artinya sebagai berikut: “katakanlah:jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan
yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada
Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
fasik.”
Pembagian cinta dan jenisnya:
Cinta
diri
Cinta diri erat kaitannya dengan
dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi
dirinya, dan mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang
mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga
membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya.
Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri
ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna
bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan
kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat
terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan
baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS,
al-Adiyat, 100:8)
Cinta
kepada sesama manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih
sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada
orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan
manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila
ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan
serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya,
setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha
untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan
diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat,
memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan
menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang
lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan
masyarakat.
Al-Qur’an
juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agan saling cinta-mencintai
seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya
terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam
mencintai diri sendiri.
Cinta
seksual
Cinta
erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri.
Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu Istri-istri
dan jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS, Ar-Rum,
30:21)
Dorongan
seksual melakukan suatu fungsi penting. yaitu melahirkan keturunan demi
kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari
keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi
ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu
pengetahuan dan industri menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan
tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual
yang menyertai dorongan tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri
manusia yang tidak diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang
diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan
dorongan tersebut dengan cam yang sah, yaitu dengan perkawinan.
Cinta
kepada Allah
Puncak
cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada
Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya
saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku
dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya:
“Katakan1ah:
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Mi
Imran, 3:31).
Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua
bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang
yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam
semesta. Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya
mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan
spiritualnya dan harapan kalbunya.
Cinta
kepada Rasul
Cinta
kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul
merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagal sifat luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar
beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung
derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam
tersebar di seluruh penjuru dunia. dan membawa kemanusiaan dan kekelaman
kesesatan menuju cahaya petunjuk.
C.
Kasih Sayang
Pengertian kasih sayang menurut
kamus umum bahasa Indonesia adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau
perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka
di dalarn berumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak
sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya. saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan
kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang,
misalnya unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih
sayang yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang
bukan hanya suami atau istri atau anak-anak yang
telah dewasa, melainkan bayi yang
masih merah pun telah dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi
yang masih merah telah dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya.
Bagaimana sikap ibunya memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena
sang bayi telah mempunyai kepribadian.
Kasih
sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang
tua, pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagal hasil curahan kasih
sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas
dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubungan yang harmonis akan
terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morffinis, keberandalan remaja, frustrasi dan sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morffinis, keberandalan remaja, frustrasi dan sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.
D.
Pemujaan
Pemujaan
adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan
dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada Tuhan tidak dapat
dipisahkan dan kehidupan manusia. Hal ini ialah karena pemujaan kepada Tuhan
adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya. Apa sebab itu terjadi
adalah karena Tuhan menciptakan alam semesta. Seperti dalam surat A1-Furqon
ayat 59 - 60 yang menyatakan, “Dia yang menciptakan langit dan bumi
beserta apa-apa diantara keduanya dalam enam rangkaian masa, kemudian Dia
bertahta di atas singgasana-Nya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya
tentang soal-soal apa yang perlu diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “Bila
dikatakan kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang maha pengasih. Tuhan adalah
pencipta, tetapi Tuhan juga penghancur segalanya, bila manusia mengabaikan segala
perintahnya. Karena itu ketakutan manusia selalu mendampingi hidupnya dan untuk
menghilangkan ketakutan itu manusia memuja- Nya. Dalam surat Al-Mu‘minum ayat
98 dinyatakan, “Dan aku berlindung kepada-Mu. Ya Tuhanku, dari kehadiran-Nya di
dekatku.
Karena
itu jelaslah bagi kita semua, bahwa pemujaan kepada Tuhan adalah bagian hidup
manusia, Karena Tuhan pencipta semesta termasuk manusia itu sendiri. Dan
penciptaan semesta untuk manusia.
Kalau
manusia cinta kepada Tuhan, karena Tuban sungguh maha pengasih lagi maha
penyayang. Kecintaan manusia itu dimanifestasikan dalam bentuk sholat.
Dalam
surat An-Nur ayat 41 antara lain menyatakan, “apakah engkau tidak tahu
bahwasanya Allah itu dipuja oleh segala yang ada di bumi dan di langit...”
Dalam
kehidupan manusia terdapat berbagai macam pemujaan sesuai dengan agama,
kepercayaan, kondisi, dan situasi. Sholat di rumah, di mesjid, sembahyang di
pura, di candi, di gereja bahkan di tempat-tempat yang dianggap keramat
merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap Tuhan.
Pemujaan-pemujaan
itu sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya. Hal ini
berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya, mohon perlindungan, mohon
dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan jalan yang benar, mohon ditambahkan
segala kekurangan yang ada padanya, dan lain-lain.
Bila
setiap hari sekian kali manusia memuja kebesarannya dan selalu mohon apa yang
kita inginkan, dan Tuhan selalu mengabulkan permintaan umat-Nya, maka wajarlah
cinta manusia kepada Tuhan adalah cinta mutlak. Cinta yang tak dapat
ditawar-tawar lagi. Alangkah besar dosa kita, apabila kita tidak mencintai-Nya,
meskipun hanya sekejap
E. Belas Kasih
Dalam cinta sesama ini dipergunakan
istilah belas kasih, karena cinta disini bukan karena cakapnya, kayanya,
cantiknya, pandainya, melainkan karena penderitaanya. Penderitaan ini
mengandung arti luas. Mungkin tua, sakit-sakitan, yatim piatu, penyakit yang
dideritanya,dan sebagainya. Perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah
orang yang berakhlak, manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan.
Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihnya itu. Bila orang itu
tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah oleh Allah.
F. Cinta Kasih Erotis
Cinta kasih kesaudaraan
merupakan cinta kasih antara orang-orang yang sama-sama sebanding, sedangkan
cinta kasih ibu merupakan cinta kasih terhadap orang-orang yang lemah tanpa
daya. Walaupun terdapat
perbedaan besar antara kedua jenis tersebut, Kedua-duanya mempunyai kesamaan
bahwa pada hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada seseorang saja.
Berlawan dengan kedua jenis cinta kasih tersebut ialah cinta kasih erotis,
yaitu kehausan akan penyatuan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan
dengan seseorang. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat bersifat
ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih
yang paling tidak dapat dipercaya.
A. Keindahan :
Keindahan adalah sesuatu yang sangat menenangkan jika
kita sedang bersedih. Membuat kita terkesima dan terpaku saat melihat dan
terpakut atau memperhatikan sesuatu keindahan yang baik, sesuatu yang cantik
dan sesuatu yang menenangkan pikiran serta membuat kita nyaman.
Keindahan dapat kita temui di sekitar kita, dapat sebuah
pemandangan, benda, hiasan dsb. Terkadang tidak semua sesuatu yang abstrak itu
tidak indah. Contoh banyak sekali lukisan yang bersifat “ abstrak” indah untuk
di pandang. Tatkala kita terkesima melihat keindahan yang abstark itu.
Keindahan itu sangatlah luas. Keindahan dapat kita temui
di seluruh penjuru, serta sudut – sudut yang terkadang kita tidak pernah sadar
kalau disitu terdapat sebuah keindahan yang sangat amazing/ yang sangat luar
biasa.
Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara
sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas tentang suatu keindahan,
bagaimana dia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.
Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah suatu filosofi yang
mempelajari nilai – nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian
terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan
dilosofi seni.
Nilai Ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda
sebagai alat atau sarana untuk suatu hallainnya ( Instrumental/ Contribution
Value ), yakni bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai Ekstrinsik adalah
sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau tujuan ataupun demi kepentingan
benda itu sendiri.
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk
menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi
merenungkan atau berfikir penuh dan mendalami untuk mencari nilai – nilai,
makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan. Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
B. Renungan :
Renungan berasal dari kata renung yang berarti diam –
diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam – dalam. Renungan
adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa
teori. Teori – teori itu adala : teori pengungkapan, teori metafisik dan teori
piskologik.
I.
Teori Pengungkapan
Dalil teori ini adala bahwa “ Art is expression of human
feeling “ ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori ini
terutama bertalian dengan apa yang di alami oleh seorang seniman ketika
menciptakan sebuah karya seni
Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah fisuf
italia Benedeto Croce ( 1886 – 1952 ) dengan karyanya yang telah di terjemahkan
kedalam bahasa inggris “ aesthetic as Science of Expresion and General
Linguisic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “ art is expression of
impression” ( seni adalah pengungkapan dari kesan – kesan ) Expression adalah
sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan yang di peroleh melalui
penghayatan tentang hal – hal indiviu yang menghasilkan gambaran angan – angan
(images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai gambaran angan – angan images warna, garis
dan kata. Bagi seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya
tanpa perlu adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang
tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan – angan .
II.
Teori Metafisik
Teori seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu
teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya – karya tulisannya untuk
sebagaian membahas estetik filsafat konsepsi keindaha dan teori seni. Mengenai
sumber seni Plato yang mendalilkan adanya peniruan (imitation theory). Ini
sesui dengan metafisika Plato
mendalilkan adanya dunia ide pada taraf tertinggi sebagai realita ilahi.
Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi ini yang merupakan
cerminan semu dan mirip realita illahi itu. Dam karya seni yang di buat oleh
manusia hanyalah mimemis ( tiruan ) dari realita duniawi sebagai contoh Plato
menggemukkan ide Ke – ranjangan – an itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang
kayu itu dengan menggambarkannya dalam sebuah lukusian. Jadi karya seni adalah
tiruan dari suatu tiruan lain sehingga bersifat jauh dari kebenaran atau dapat
menyesatkan. Karena itu seniman tidak mendapat tempat sebagai warga negara
Republik yang ideal menurut Plato.
Dalam jaman modem suatu teori seni lainnya juga bercorak
metafisis dikemukan oleh filsuf Arthur Schopenhauer ( 1788 – 1860 ). Menurut
beliau seni adalah suatu bentuk dari pemahaman terhadap realita. Dan realita
yang sejati adalah suatu keinginan ( will ) yang semantara. Dunia objektif
sebagai ide hanya wujud luar dari keinginan itu. Selanjutnya ide – ide itu
mempunyai perwujudan sebagai benda – benda khusus. Pengetahuan sehari – hari
adalah pengetahuan praktis yang berhubungan dengan benda – benda itu. Tapi ada
pengatahuan yang lebih tinggi kedudukannya, yakni yang diperoleh bilamana
pikiran diarahkan kepada ide – ide itu sendiri
Dengan melalui perenungan semacam ini lahirlah karya
seni. Seniman besar adalah seseorang yang mampu dengan perenungannya itu
menembus segi – segi praktis dari benda – benda di sekelilingnya dan sampai
pada maknanya.
III.
Teori Psikologis
Teori – teori metafisis dari para filsuf yang bergerak
diatas tarf manusiawi dengan kosepsi – konsepsi tentang ide tertinggi atau
kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan
spekulatif. Sebagian ahli estetika dalam abad modem manalah teori – teori seni
dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode – metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa
dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan –
keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya itu
merupakan bentuk terselubung atau di perhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan – keinginan itu.
Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori
permainan yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller ( 1757 – 1805) dan Herbert
Spencer ( 1820 – 1903 ). Menurut Schiller, asal mula seni adalah dorongan bati
untuk bermain _ main ( play impluse ) yang ada dalam diri seseorangan. Seni
merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia
berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Bagi
Spencer, permainan itu berperanan untuk mencegah kemampuan – kemampuan mental
manusia menganggur dan kemudian menciut kemudian sia – sia. Seseorang yang
semakin meningkaat tenaga itu lalu
menciptakan kebutuhan – kebutuhan dan kesempatan untuk melakukan rangkaian
permainan yang imaginatif dan kegiatan yang akhirnya menciptakan karya seni.
Teori permainan tentang seni tidak sepenuhnya diterima oleh para ahli estetik.
Keberatan pokok yang dapat diajuakan ialah bahwa permainan merupakan suatu
kreasi. Padahal seni adalah kegiatan yang serius dan pada dasarnya kreatif.
C.
Keserasian :
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya
cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung
unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang.
Dalam pengertian perpaduan misalanya, orang berpakaian harus di padukan
warnanya bagian atas dengan bagian bawah. Atau disesuaikan dengat kulitnya.
Apabila cara memadu itu kurang cocok, maka akan merusak pemandangan.
Sebaliknya, bila serasi benar akan membuat orang puas ka renanya. Atau orang
yang berkulit hitam kurang pantas bila memakai baju berwarna hijau, karena
warna itu justru menggelapkan kulitnya.
Pertentanganpun menghasilkan
keserasian. Misalnya dalam dunia musik, pada hakekatnya irama yang mengalun itu
merupakan pertentangan suara tinggi rendah, panjang pendek dan keras lembut.
Karena itu dalam keindahan ini, sebagaian ahli berfikir
menjelaskan, bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas / pokok
tertentu yang terdapat pada sesuatu hal kualitas yang paling sering disebut
adalah kesatuan ( unitly). Keselarasan ( harmony ), kesetangkupan ( symetry ),
keseimbangan ( balance ), dan keterlibatan ( contrast ). Selanjutnya dalam hal
keindahan itu dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan keterbalikan
dari garis, warna, bentuk, nada dan kata – kata. Tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumulan hubungan yang serasi dalam
suatu benda dan diantara benda itu dengan si pengamat.
Ada bebeapa teori – teori keserasian yaitu teori obyektif
dan teori subyektif, teori perimbangan :
D. TEORI OBYEKTIF DAN TEORI
SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika
menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori abyektif dan
teori subyektif.
Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah
mengenai sifat besar dari keindahan. Apakah keindahan merupakan sesuatu yang
ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alam pikiran orang yang
mengamati benda tersebut. Dari persoalan – persoalan tersebut lahirlah dua
kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel, dan Benard
Bocanquat, sedang mendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof
Shaffesbury, dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri –
ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualita ) yang memang telah
melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat – sifat indah yang
sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk
menghubukan. Yang menjadi masalah ialah ciri – ciri khusus mana yang membuat
sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban
yang telah di berikan selama berabad – abad ialah perimbangan antara bagian –
bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu
tercipta dangan terpenuhinya asas – asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu
benda.
Teori subyektid, menyatakan bahwa ciri – ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanyalah perasaan
dalam diri seseorang yang mengamati seseuatu benda. Adanya keindahan semata –
mata tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa
sesuatu benda mempunyai nilai estetika. Maka hal itu diartikan bahwa seseorang
pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda
indah itu.
Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang
keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran
seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menimati
benda itu.
MANUSIA dan PENDERITAAN
A.
Pengertian Penderitaan :
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal
dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu
dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasukrealitas dunia dan manusia.
Intensitas penderitaan bertingkat – tingkat, ada yang berat ada juga yang
ringan. Namum peranan individu juga menentukan berat tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu peristiwa yamg dianggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk
mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh setia manusia, hal itu
sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagian
kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang –
kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada
umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja
mampukah manusia menangkap atau tanggap tehadap peringatan tersebut. Tanda atau
wangsit dapat berupa mimpi sebagai pemunculannya rasa tidak sadar dari manusia
waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya
penderitaaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannya
banyak kelebihan dibandingkan dengan mahluk ciptaannya yang lain, tetapi
mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang
dialamunya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya dan besikap pasrah akan nasib yang
ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena kekuasaan Tuhan memang jauh
lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasakan kedamaian dalam
hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya,
untuk akhirnya masih dapat bersyukur bahwa tuhan tidak memberikan cobaan yang
lebih berat dari yang di alaminya.
Berbagai kasus penderitaan tedapat dalam kehidupan.
Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku – liku kehidupan manusia.
Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik
yang dialami manusia tentulah diatasi sevara medis untuk menurangi atau
menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis penyembuhannya terletak pada
kemampuan sipenderita dalam menyelesaikan soal – soal psikis yang dihadapinya.
Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan “resiko” karena sesorang mau
hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi
atau masalah yang wajib diatasi.
Siksaan :
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani ,dan dapat juga
berupa siksaan jiwa atau rokhani .Akibat yang ditimbulkan dari siksaan timbulah
penderitaan .Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupa sehari-hari banyak
tejadi dan banyak dibaca di beragai mediamassa.
Siksaan yang sifatnya psikis antara lain adalah kebimbangan , kesepian ,dan
ketakutan .
1. Kebimbangan
Kebimbangan dialami oleh seseorang apabila ia pada suatu saat tidak dapat
menetukan pilihan mana yang akan diambil.Akibat dari kebimbangan , seseorang
berada dalam keadaan yang tidak menetu ,sehingga ia merasa tersiksa dalam
hidupnya saat itu .
2. Kesepian
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri
atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan ramai. Kesepian ini tidak boleh
dicampur adukan dengan keadan sepi seperti yang dialami oleh petapa yang
tinggal dilingkungan sepi.Kesepian juga merupaan bentuk siksaan yang dapat
dialami oleh seseorang.
3. Ketakutan
Ketakutan merupakan bentuk lain yang menyebabkan seseorang mengalami
siksaan batin.Bila rasa takut itu di besar-besarkan yang tidak pada tempatnya
,maka disebut sebagai PHOBIA.Pada uumna orang memiliki satu atau dua phobia
ringan seperti takut pada tikus , cicak , kecoa ,dll.Tetapi pada sebagian orang
ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu .
Sebab seseorang merasa ketakutan :
- Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup.Sedangkan
Agoraphobia adalah Ketakutan yang disebabkan seseorang berada di ruangan
terbuka.
- Gamang
Gamang merupakan ketakutan bila seseorang berada di tempat yang tinggi .
Hal itu disebabkan ,karna ia takut akibat berada di tempat tinggi.
- Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat gelap.Sebab
dalam pikirannya dalam tempat gelap akan muncul sesuatu yang ditakuti seperti
setan ,pencuri ,dll.Orang yag demikian selalu menghendaki agar ruangan tempat
tidur dalam keadaan terang .
- Kesakitan
Merupakan ketakutan yang disebakan oleh rasa sakit yang dialami.seseorang
yang takut diinjeksi sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan
kedalam tubuhnya .Hal itu disebabkan karna dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan .
- Kegagalan
Merupakan ketakutan dari seseorang yang disebabkan karena merasa bahwa apa
yang akan dijalankan mengalami kegagalan .
C.
Kekuatan Mental (Frustasi)
Penderitaan batin dalam ilmu
psikologi dikenal dengan kekalutan mental. Kelalutan mental adalah gangguan
kejiwaan akibat kemampuan seseorang tidak dapat menghadapi masalahya.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
1. Nampak pada jasmani yang
sering pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. Nampak pada kejiwaanya rasa
cemas, kekalutan, apatis, cemburu, mudah marah
Tahap-tahap gangguan kejiwaan
adalah :
1. Gangguan kejiwaan
terlihat dalam kehidupan sehari-harinya baik jasmani maupun rohani
2. Usaha mempertahankan
diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupaka titik
patah dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab timbulnya kekalutan,
dapat disebutkan antara lain sebagai berikut :
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik
social budaya
3. Cara pematangan batin
Proses-proses kelautan mental
yang dialami seseorang mendorongnya kea rah :
1.
Positif, trauma yang dialami dapat dilewati dengan baik untuk tetap survive
menjalani hidup.
2.
Negative, trauma yang dialami berlarut-larut sehingga dia mengalami frustasi,
yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk
frustasi antara lain :
- Agresi
- Regresi
- Fiksasi
-
Proyeksi
-
Identifikasi
-
Narsisme
- Autism
D.
Penderitaan Dan Perjuangan:
Setiap
manusia pasti mengalami penderitaan, baik berat ataupun ringan. Penderitaan
adalah bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah
kepada manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
mahluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, balk bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesirnis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneniskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat mendenta.
Apabila kita memperhatikan dan membaca rfwayat hidup pars pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara kolonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa.
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesirnis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia hams optimis, ia harus berusaha mengataasi kesulitan hidup. Allah telah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneniskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alarn lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhansupaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Manusia hanya merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Kelalaian manusia merupakan sumber malapetaka yang menimbulkan penderitaan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, mungkin juga dialami oleh orang lain. Bahkan mungkin terjadi akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat mendenta.
Apabila kita memperhatikan dan membaca rfwayat hidup pars pemimpin bangsa, orang-orang besar di dunia, sebagian dari kehidupannya dilalui dengan penderitaan dan penuh perjuangan. Pemimpin kita Bung Karno dan Bung Hatta berapa lama mendekam dalam penjara kolonial karena perjuangannya memerdekakan bangsa.
Apabila kita kelmpokkan secara
sederhama sebab – sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat
di perinci sebagai berikut :
1)
Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia
karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hibingan manusia
dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kada di sebut nasib buruk dan takdir,
kalau takdir. Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia
penyebabnya.
Karena perbuatan anatara sesama
manusia maka manusia lain menjadi menderita, misalnya :
Pembantu rumah
tangga yang di perkosa, di sekap, di siksa oleh majikannya, sudah pantas jika
majika yang biadab itu di ganjar hukuman penjara oleh pengadilan Negeri supaya
perbuatannya itu dapat di perbaiki dan sekaligus merasakan penderitaan.
Sedangkan pembantu tang telah menderita di pulihkan
Perbuatan buruk
orang tua yang menganiaya anak kandungnya sendiri sampai mengakibatkan
kemantian, sudah pantas jika di jatuhkan hukuman oleh pengadilah agar
perbuatannya itu dapa di perbaiki dan sekaliguh merasakan penderitaan.
Perbuatan buruk manusia terhadap
lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Tetapi manusia tidak
menyadari ini. Mungkin kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat
manusia menderita, misalnya :
Musibah banjir
dan tanah longsor di lampung selatan bermula dari penghunian liar di hutan
lindung. Kemudian di babar menjadi tandus dan gundul oleh manusia – manusia
penghuni liar itu. Akibatnya beberapa jiwa jadi korban banjir, ratusan rumah
hancur, belum terhitung lagi jumlah ternak dan harta benda yang hilang/musnah.
Segenap lapisan masyarakat, pemerinta dan ABRI bekerja sama untuk membebaskan
para korban dari penderitaan ini.
Perbuatan
lalai, munkin kurang kontrol terhadap tanki – tanki penyimpanan gas – gas
beracun dari perusahaan “ union carbide “ di India. Gas – gas beracun dari
tangki penyimpanan bocor memenuhi dan mengotori daerah sekitarnya,
mengakibatkan ribuan penduduk penghuni daerah itu mati lemas, dan mengalami
cacat. Inilah penderitaan manusia karena perbuatan lalai dari pekerjaan atau
pimpinan perusahaan itu. Ia betanggung jawab untuk memulihkan penderitaan
manusia di situ,
2)
Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan/ azab tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat penyakit atau siksaa / azab
tuhan. Namum kesabaran, tawakal, dan optimisme dapa merupakan usaha manusia
untuk mengatasi penderitaan itu. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini di
alami manusia. Beberapa kasus penderitaan dapat di unkapkan berikut ini :
Seorang anak
lelaki buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia
disekolahkan, kecerdasaannya luar biasa. Walaupun ia tidak dapat melihat dangan
mata hatinya terang benderang. Karena kecerdasaannya, ia memperoleh pendidikan
smapai di Universitas dan akhirnya memperoleh gelar Doktor di Universitas
Dsabone Perancis. Dia adalah Prof.Dr.Thaha Husen, Guru besar Universitas Kairo,
Mesir.
Tenggelamnya
Fir’aun di laut merah disebutkan dalam Al – Qur’an adalah azab yang di jatuhkan
Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong. Fi’aun adalah raja Mesir yang
mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun bersama bala tentaranya mengejar nabi
Musa dan pengikut – pengikutnya menyebrang laut merah. Laut itu terbelah dan
Nabi Musa serta para pengikutnya belalu. Ketika Fir’aun dan tentara berada
tepat di tengah belahan laut merah itu, seketika itu juga laut merah tertutup
lagi dan mereka tenggelam.
A.
Pengertian Keadilan :
Keadilan menurut Aritoteles adalah kelayakan dalam
tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara ke dua
ujung ekstrem yang terlalu angyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem itu
menyangkut dua orang atau benda/ bila kedua orang harus mempunyai kesamaan
dalam ukuranyang telah di tetapkan, maka masing – masing orang akan memperoleh
benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang
menerima bagian yang tidak sama. Sedangkan pelanggaran terhadap profesi berarti
ketidak adilan.
Menurut pendat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan
itu adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Keadilan terletak pada keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban.
Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memeperoleh
apa yang menjadi haknya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari
kekayaan bersama.
Berdasarkan kesadaraan etis, kita diminta untuk tidak
hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak
dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengaran pada
pemarasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya
menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak
atau diperas orang lain.
Sebagai contoh, seseoranng karyawan yang hanyak menuntut
hak kenaikan upah tanpa meningkatkan hasil kerjanya tntu cendrung disebut
memeras. Sebaliknya pula, seorang majikan yang terus menerus menggunakan tenaga
orang lain, tanpa menaikan upah dan kesejahteraannya. Oleh karena itu, untuk
memperoleh keadilan, misalnya, kita menuntut kenaikan upa ; sudah tentu kita
harus berusaha meningkatkan prestasi kerja kita. Apabila kita menjadi majikan,
kita harus memikirkan kesimbangan kerja mereka dengan upah yang di terima.
B.
Keindahan Sosial :
Berbicara tentang keadilan, Anda tentu ingan dasar negara kita ialah
Pancasila. Sila kelima Pancasila berbunyi : “keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.” Keadilan dan ketidak adilan tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan atau
ketidak adilan setiap hari.
C. BERBAGAI MACAM KEINDAHAN :
Keadilan Legal
atau keadilan moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Keadilan
Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama.
Keadilan
Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.
D. KEJUJURAN
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-erbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang ujur lebih baik daripada orang pandai yang lancung.
Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada. Jujur juga berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-erbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum.
Barang siapa berkata jujur serta bertindak sesuai dengan kenyataan, artinya orang itu berbuat benar. Orang bodoh yang ujur lebih baik daripada orang pandai yang lancung.
E. KECURANGAN
Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbn kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat diselilingnya hidup menderita.
Curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbn kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat diselilingnya hidup menderita.
Ada beberapa faktor yang dapat
menimbulkan kecurangan antara lain:
1.Faktor ekonomi.
Setiap berhak hidup layah dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk
mewujudkan hal tersebut kita sebagai mahluk lemah, tempat salah dan dosa,
sangat rentan sekali dengan hal – hal pintas dalam
merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala cara
untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain disekelilingnya.
2.Faktor Peradaban dan Kebudayaan
Faktor peradaban dan kebudayaan sangat mempengaruhi dari sikapdan
mentalitas individu yang terdapat didalamnya “system kebudayaan” meski
terkadang halini tidak selalu mutlak. Keadilan dan kecurangan merupakan sikap
mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas. Pergeseran moral saat ini
memicu terjadinya pergeseran nurani hamper pada setiap individu didalamnya
sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan bahkan menegakan keadilan.
3.Teknis
Hal ini juga sangat dapat menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu
sendiri. Terkadang untuk dapat bersikap adil,kita pun mengedepankan aspek
perasaan atau kekeluargaan sehingga sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau
bahkan mempertahankan keadilan kita sendiri harus bersikap salah dan berkata
bohong agar tidak melukai perasaan orang lain. Dengan kata lian kita sebagai
bangsa timur yang sangat sopan dan santun.
4. dan lain sebagainya
Keadilan dan kecurangaan atau ketidakadilan tidak akan dapat berjalan dalam
waktu bersamaan karena kedua sangat bertolak belakang dan berseberangan.
F. Pemulihan nama baik
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hti-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin, dan lain sebagainya.
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hti-hati agar namanya tetap baik. Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang disekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku. Yang dimaksud dengan tingkah laku dan perbuatan itu antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santun, disiplin, dan lain sebagainya.
A. Pengertian Pandangan Hidup :
Setiap manusia pasti mempunyai pandangan hidup. Sedangkan pandangan hidup
itu sendiri bersifat kodrati. karena itu menentukan masa depan setiap manusia.
Untuk itu perlu dijelaskan pula apa arti pandangan hidup itu sendiri. Pandangan
hidup adalah pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman,
arahan, dan petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu sendiri
merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu
dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup itu banyak sekali
macam dan ragamnya. Dapat diklasifikasikan berdasarkan asalnya ada 3 macam,
yaitu :
1. Pandangan hidup yang berasal
dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
2. Pandangan hidup yang berupa
ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara
tersebut.
3. Pandangan hidup hasil renungan
yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya.
B. Cita-cita :
Cita-cita adalah keinginan,
harapan dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Itu semua merupakan yang
harus diperoleh seseorang pada masa mendatang.Apabila cita-cita itu tidak bisa
terpenuhi, maka cita-cita itu sendiri di sebut dengan angan-angan.Diantara masa
sekarang yang merupakan realita dengan masa yang akan datang sebagai ide atau
cita-cita terdapat jarak waktu.
Ada 3 faktor yang mempengaruhi
untuk mencapai cita-cita tersebut, yaitu :
1. Faktor Manusia, tergantung
dari dirinya sendiri apa dia mau mencapai cita-citanya atau tidak. Dan harus
dilakukan dengan usaha nya sendiri.
2. Faktor kondisi, sesuai kondisi
yang sedang dia rasakan. Apa dia bisa menempati sesuai kondisi yang dia alami
atau tidak.
3. Faktor tingginya cita-cita,
semakin tinggi cita-cita kita semakin besar pula usaha yang harus kita lakukan
tergantung apa cita-cita yang kita inginkan.
C. Kebajikan :
Kebajikan atau perbuatan yang
mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan
yang sesuai dengan norma agama dan etika. Manusia berbuat baik karena menurut
kodratnya manusia itu baik, makhluk yang bermoral dan beretika. Atas dorongan
suara hatinya cenderung manusia untuk berbuat kebaikan.
Manusia merupakan makhluk sosial
yang artinya : manusia yang hidup bermasyarakat, manusia yang saling
membutuhkan satu dengan yang lainnya, manusia saling tolong menolong dan saling
menghargai sesama umat manusia. Sebaliknya pula manusia saling mencurigai,
saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.
D. Usaha / Perjuangan :
Usaha atau perjuangan adalah
kerja keras untuk mewujudkan suatu cita-cita yang di inginkan. Setiap manusia
harus bekerja keras demi kelangsungan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah
usaha atau perjuangan. Perjuangan untuk hidup itu sudah kodrat manusia, tanpa
usaha atau perjuangan manusia tidak dapat hidup sempurna. Bila kita
menginginkan sukses kunci nya kita harus berusaha dan berdoa. Berusaha dalam
artian belajar dengan tekun, rajin dan giat.
Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani. Untuk bekerja keras
manusia dibatasi oleh kemampuan karena kemampuan terbatas itulah menjadi tolak
ukur setiap kemakmuran antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya.
Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian atau keterampilan dari manusia
itu sendiri.
E. Keyakian / Kepercayaan :
Keyakinan atau kepercayaan yang
menjadi dasar pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan allah. Menurut
Prof. Dr. Harun Nasution, ada 3 aliran filsafat yaitu :
1. Aliran Naturalisme : Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan
tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur dan itu dari allah.
2. Aliran Intelektualisme : Dasar aliran ini adalah logika atau akal. Manusia mengutamakan akal dan
dengan akal manusia berpikir.
3. Aliran Gabungan : Dasar aliran ini adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib misalnya
kekuatan yang berasal dari allah dan percaya adanya allah sebagai dasar
keyakinan.
F. Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik :
Setiap manusia pasti mempunyai
pandangan hidup yang berbeda walau bagaimanapun bentuknya. Bagaimanapun bentuk
suatu pandangan hidup itu tergantung pada diri kita sendiri. Ada yang memperlakukan
pandangan hidup itu sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan ada juga yang
memperlakukannya sebagai penimbul kesejahteraan, ketentraman dan sebagainya.
Pandangan hidup sebagai sarana
untuk mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkahnya
sebagai berikut :
- Mengenal : merupakan suatu kodrat manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jalan ini mengenal apa itu pandangan hidup.
- Mengerti : tahap kedua untuk berpandangan hidup yang baik adalah mengerti. mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri.
- Menghayati : dengan menghayati pandangan hidup kita memperoleh gambaran yang tepat dan benar mengenai kebenaran pandangan hidup itu sendiri.
- Meyakini : dengan meyakini berarti secara langsung ada penerimaan yang ikhlas terhadap pandangan hidup itu.
- Mengabdi : sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain.
- Mengamankan : langkah yang terakhir ini merupakan langkah terberat dan benar-benar membutuhkan iman yang teguh dan kebenaran dalam menanggulangi segala sesuatu demi tegaknya pandangan hidup itu.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
: khairulumam-mams.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-cinta-kasih.html
http://sugiartha26.wordpress.com/2011/04/16/7-manusia-dan-keadilan/
http://filsafat.kompasiana.com/2010/04/28/manusia-dan-keadilan/
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. MKDU ILMU BUDAYA DASAR. 1983. Jakarta
: Gunadarma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar